Mengapa Suatu Perniagaan DiHaramkan?! (Part 1)

Dalam literasi Fiqih, perniagaan pada dasarnya adalah halal. Namun, kajian Fiqih Muamalah menekankan pada perniagaan yang diharamkan. Berikut adalah alasan-alasan global mengapa suatu perniagaan diharamkan menurut Ibnu Rusyd al-Hafidz dalam Kitabnya Bidayatul Mujtahid dan ulama lainnya:

Alasan-alasan Diharamkannya Suatu Perniagaan:

1. Karena Bendanya Haram

   • Babi, khamr, bangkai, dan yang serupa haram diperdagangkan. Rasulullah bersabda:

     “Bila suatu benda itu telah Allah haramkan untuk dimakan oleh suatu kaum maka haram pula atas mereka untuk memperdagangkan benda tersebut.”

2. Adanya Unsur Riba

   • Membarter dua komoditi riba seperti alat transaksi (emas, perak, mata uang) dan makanan pokok secara non tunai atau dengan selisih nilai mengandung riba.
   • Contoh: Menukar emas lawas dengan emas baru, atau rupiah dengan dolar secara non tunai.

3. Adanya Unsur Gharar (Ketidakpastian)

   • Ketidakpastian dalam akad, barang, nilai jual, waktu, atau tempat serah terima menimbulkan potensi persengketaan.
   • Contoh: Akad yang tidak jelas mengenai kepemilikan atau waktu pembayaran.

4. Persyaratan yang Menimbulkan Riba atau Gharar

   • Persyaratan yang membuka peluang terjadinya riba atau spekulasi.
   • Contoh: Pembelian dengan skema pembayaran berjangka yang menyertakan denda keterlambatan.

Kaidah Penting dalam Perniagaan:

• Hukum Asal Perniagaan Itu Halal
• Kita Harus Puas dengan Jalur Rejeki yang Telah Allah Gariskan
• Perdagangan yang Diharamkan Karena Alasan di Atas Harus Dihindari

Ringkasan Alasan Diharamkannya Perniagaan:

1. Bendanya Haram: Seperti babi, khamr, dan bangkai.
2. Unsur Riba: Pada alat transaksi atau makanan pokok secara non tunai.
3. Unsur Gharar: Ketidakpastian dalam akad, barang, nilai jual, waktu, atau tempat.
4. Persyaratan Riba atau Gharar: Persyaratan yang membuka peluang riba atau spekulasi.

Dengan memahami alasan-alasan ini, kita dapat menghindari perniagaan yang diharamkan dan menjalankan perdagangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Berikutnya, bagian ke 2....